Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: human
immunodeficiency virus; HIV ) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan
(imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa
pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah
terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam
tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Penyaluran virus
HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI.
HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah
satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik. Ini menyebabkan
penurunan pada angka CD4 Sel T.
Bila sistem kekebalan tubuh kita sudah rusak atau lemah,maka
kita akan terserang oleh berbagai penyakit yang ada di sekitar kita seperti
TBC,diare,sakit kulit,dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita
itulah yang disebut AIDS,yaitu :
A =Acquired (didapat)
I =Immune (kekebalan tubuh)
D =De .ciency (kekurangan)
S =Syndrome (gejala)
Perjalanan
HIV / AIDS
Masa inkubasi atau masa laten, sangat tergantung pada daya
tahan tubuh masing-masing orang rata-rata 5-10 tahun, selama masa ini orang
tidak memperlihatkan gejala-gejala walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan
sel-sel T-4 semakin menurun. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak
fungsi sistem kekebalan tubuh. Pada waktu sistem kekebalan sudah dalam keadaan
parah ODHA akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.
Secara singkat, perjalanan HIV/AIDS dapat dibagi 4 stadium,
yaitu :
1. Stadium pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya
HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus
tersebut dari negatif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke
dalam tubuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi positif disebut window
periode. Lama window periode ini antara 1-3 bulan, bahkan ada yang berlangsung
sampai 6 bulan.
2. Stadium kedua : Asimptomatik (tanpa gejala)
Asimptomatik berarti bahwa di
dalam organ tubuh terdpat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-gejala.
Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata 5-10 tahun. Cairan tubuh ODHA yang
tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3. Stadium ketiga : pembesaran kelenjar Limfe
Fase ini ditandai dengan
pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (persistent generalized
lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih
dari satu bulan.
4. Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini disertai barmacam –
macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit saraf dan
penyakit infeksi sekunder (Pusdiknakes, 1997 : 42).
Gejala
Klinis pada Stadium AIDS
Siapa yang bisa tertular HIV:
Sipapun bisa tertular HIV, jika perilakunya beresiko. Orang dengan HIV positif seing terlihat sehat dan merasa
sehat. Jika belum melakukan tes HIV, orang dengan HIV positif tidak
tahu bahwa dirinya sudah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang
lain.Tes HIV adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kepastian
tertular HIV atau tidak.
Penularan itu bisa terjadi melalui:
- Hubungan seks dengan orang yang mengidap
HIV/AIDS,berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak
menggunakan alat pelindung (kondom)
- Kontak darah/luka dan transfusi darah yang sudah
tercemar virus HIV
- Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara
bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV
- Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang
dikandungnya
HIV tidak menular melalui:
- gigitan nyamuk
- orang bersalaman
- berciuman
- orang berpelukan
- makan bersama
- tinggal serumah
Kapan Tes HIV dilakukan?
- Curiga tertular HIV
- Ada gejala AIDS
- Sebelum dan sesudah tes HIV perlu konseling (pemberian informasi yang lengkap) à VCT (Voluntary conceling test)
- Diperlukan Informed Consent (persetujuan tertulis dari YBS)
Semua petugas kesehatan harus menganjurkan tes HIV:
- Ibu hamil
- Pasien TB
- Menunjukkan gejala dan tanda klinis diduga terinfeksi HIV
- Kelompok berisiko (penasun, PSK-pekerja seks komersial, LSL – lelaki seks dengan lelaki)
- Pasien IMS (Infeksi Menular Seksual) dan seluruh pasangan seksualnya
Definisi Voluntary Counseling Test (VCT):
Proses konseling pra testing, konseling post
testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara
lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing
memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat testing, pengambilan keputusan
untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling
post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan
merujuk pada layanan dukungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar