Kamis, 20 November 2014

SEHAT ITU (TIDAK) MAHAL

by dr. Endah Laksmi

Sehat itu mahal. Kebanyakan orng akan mengatakan seperti itru setelah merasakan harus mengeluarkan banyak biaya untuk sembuh dari sakit. Bagi saya, tidak demikian.Sehat itu tidak mahal, sebab ketika sehat, segala sesuatu akan lebih mudah terasa nikmat. Tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk merasakan nikmat dan nyaman. Makan seadanya misalnya, tetap terasa nikmat. Tapi ketika kita sakit, bioaya lebih banyak kita keluarkan untuk bisa merasakan sedikit nyaman (di luar biaya pengobatan). Jadi, mana yang lebih mahal, sehat atau sakit?

Sehat itu tidak mahal, asal kita tahu caranya. Sebagian besar penyakit itu disebabkan oleh perilaku kita sendiri. Dulu ketika penyakit-penyakit menular lebih banyak kasusnya dari pada penyakit tidak menular, itu karena kita kurang baik dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sekarang ketika penyakit-penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit jantung coroner mulai mengambil alih dominasi penyakit menular, itu karena kit kurang baik dlaam mengatur pola makan, aktivitas dan  pengendalian stress serta kurang berolah raga.

Tulisan ini akan membantu kita untuk lebih mengerti bagaimana perilaku yang lebih sehat untuk hidup kita. Selanjutnya, silakan buktikan bahwa sehati itu tidak mahal.

POLA MAKAN

Sebagian gangguan pencernaan sebenarnya cukup diatasi dengan memperbaiki pola dan cara dan pola makan. Tidak perlu obat. 

•  Makanlah setelah terasa lapar
Rasa lapar adalah signal/alarm dari otak bahwa tubuh kita sudah memerlukan energy dan alat pencernaan kita sudah siap untuk mencerna makanan. Makan setelah terasa lapar membuat proses pencernaan berjalan efisien. Maksudnya, lebih sedikit membutuhkan energi untuk mengolah makanan dan lebih sedikit zat sisa yang dihasilkan. Ini akan membuat tubuh kita lebih nyaman, dibanding orang yang terbiasa makan dengan memperturutkan keinginan. Belum lapar, tapi ingin.

Makan sebelum terasa lapar membuat tubuh kita mengeluarkan lebih banyak energy untuk mengolah makanan  dan menghasilkan lebih banyak zat sisa, serta alat pencernaan yang ‘kelelahan’.

Lagipula, selain nyunnah, saya sering mendengar teman-teman saya mengatakan, tidak ada lauk yang lebih enak dari rasa lapar. Betul juga ya?
•  Berhentilah makan sebelum kenyang
Kenyang atau malah kekenyangan membuat alat pencernaan bekerja lebih keras sehingga membutuhkan lebih banyak energy dan menghasilkan lebih banyak zat sisa
•  Makan sambil minum banyak?
Pada waktu kita mengunyah, makanan di mulut kita dicampur dengan air ludah yang mengandung banyak enzyme yang akan membantu  dan memudahkan proses pencernaan. Air minum dalam jumlah banyak dapat menghilangkan efek dari enzyme ini. Karena itu ketika merasa harus minum di sela makan, upayakan sambil menggerakkan mulut seperti mengunya atau berkumur agar air minum tercampur enzyme, sehingga tidak melarutkan mengganggu proses pencernaan. Jadi, pencernaan tidak perlu bekerja terlalu berat.

Jumlah air minum yang dapat diminum di sela makan juga tidak terlalu banyak, kurang lebih seperempat atau sepertiga gelas.

Lalu kapan minum dalam jumlah banyak? Kira-kira selang 2 jam dari makan besar.
•  Mengunyah pelan-pelan
Makan terburu-buru membuat makanan tidak cukup halus, tidak cukup tercampur enzyme, dan lebih banyak gas yang masuk ke saluran cerna. Akibatnya pencernaan bejkerja lebih berat, terasa sebah, dan kembung. Banyak orang mengira kena gastritis. Padahal Cuma karena makan terburu-buru. Begitu diperbaiki cara makannya, hilang gangguannya.
•  Makan dengan rasa bersalah?
Sering dijumpai orang makan dengan rasa bersalah, khawatir naik kolesterolnya, takut gemuk, takut kembung, dll. Makan dengan rasa bersalah membuat pencernaan berjalan tidak cukup baik. Jadi, yakini sepanjang kita makan secukupnya dan tidak berlebihan, it’s okay. Husnudzan saja.

Tentu saja ukuran berlebihan atau tidaknya antara orang normal dan orang yang sudah punya penyakit tertentu, berbeda. Untuk yang sudah punya penyakit tertentu, konsultasikan dengan ahli gizi anda.
•  Menilai kecukupan minum
Rasa haus merupakan signal/alarm dari otak bahwa tubuh kita memerlukan cairan. So, jangan abaikan rasa haus. Kapan minum kita cukup? Mudahnya, lihat warna air kencing. Dikatakan minum kita sudah cukup ketika air kencing jernih, bening, tidak ada warnanya. Kemudian suhu badan kita. Kemudian rasa haus kita. Mudahkan?
•  Empat sehat lima sempurna vs gizi seimbang
Dulu kita merasa sedih kalau anak-anak tidak doyan susu. Khawatir kalau nggak minum susu, anak-anak tidak cerdas atau tidak bisa tinggi (hmmm..gara-gara iklan). Sebetulnya tidak perlu begitu. Karena zat-zat yang ada pada susu, bisa digantikan oleh zat-zat yang sama dari makanan lain. Misalnya protein, tidak harus susu kan, ada telur, daging, bahkan tempe. Kalsium, ada daging, ikan laut, brokoli, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Archive