Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Mei 2017

ROCKPORT CALON JAMAAH HAJI 2017 DI PUSKESMAS BOYOLALI 1

Rockport Calon Jamaah Haji 2017

Puskesmas Boyolali I? Okeee....
Selamat pagi, salam sehat untuk semuanya.



Kabar kali ini mengenai tes rockport yang telah diadakan oleh Puskesmas Boyolali I pada tanggal 28 April 2017 bertempat di Stadion Pandan Arang Boyolali.

Adapun kegiatan tes rockport tersebut adalah pertama pemeriksaan denyut nadi dan mengkur tekanan darah. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok jamaah haji dengan usia < 60 tahun dan kelompok jamaah haji dengan usia > 60 tahun. Kemudian dilakukan pemanasan untuk semua kelompok usia, setelah pemanasan selesai untuk kelompok < 60 tahun dilakukan tes rockport, sedangkan untuk kelompok > 60 tahun dilakukan tes jalan 6 menit.

Berikut dokumentasinya:






Rabu, 18 November 2015

Kerangka Acuan Pelatihan Dokter Kecil

Kerangka Acuan Pelatihan Dokter Kecil UPTD Puskesmas Boyolali 1.
Oleh: Sawitri Nur Handayani, SGz
Nutrisionis di UPTD Puskesmas Boyolali I

Beberapa dekade mendatang generasi emas Indonesia diharapkan dapat dibangun melalui pendidikan ahklak dan kesadaran generasi anak saat ini terhadap masalah gizi dan kesehatan. Sasaran pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada kelompok/populasi umur tertentu sangat menentukan keberhasilan suatu program kesehatan. Oleh karena itu target pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi anak usia sekolah adalah suatu ide yang cemerlang (dr. Awi Muliadi, 2015).
Beberapa hal yang melatar belakangi program ini antara lain, populasi anak usia sekolah yang mencapai 30% dari jumlah penduduk (Depkes, 2008), kegiatan lintas sektoral terlaksana dengan lancar karena terorganisir dengan baik di institusi-institusi sekolah, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang diberikan sejak dini jauh lebih baik daripada diberikan pada usia yang sudah agak ‘terlambat’, masalah kesehatan yang dialami anak usia sekolah ternyata sangat kompleks dan bervariasi, anak usia sekolah merupakan generasi penerus yang potensial dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat berharga bagi negara, serta banyak kegiatan dapat diintegrasikan dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (dr. Awi Muliadi, 2015).
 Peran anak untuk mewujudkan hal tersebut dapat disalurkan melalui program dokter kecil. Dokter kecil atau biasa disingkat Dokcil adalah peserta didik (siswa sekolah) yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Tujuan diadakannya program dokter kecil ini adalah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sehingga siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, rumah dan lingkungannya serta dapat menolong dirinya sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
 Pelatihan Dokter Kecil merupakan bagian dari program UKS yang dilakukan bekerja sama dengan SD/MI di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boyolali I. Program ini bertujuan memberikan pendidikan tentang gizi, kesehatan dan kebersihan diri bagi para siswa SD dan guru sekolah. Hal ini sejalan dengan misi UPTD Puskesmas Boyolali I untuk turut mewujudkan lingkungan sehat dan perilaku sehat dalam upaya pencegahan penyakit sesuai dengan tujuan kesehatan.
 Materi pelatihan yang diberikan berisi pengetahuan 10 Tanda Umum Anak Bergizi Baik, pengetahuan mengenai gizi, sumber energi, zat pengatur dan zat pembangun, pengukuran status gizi serta praktik pengukuran antropometri hingga kiat-kiat bagaimana memilih jajanan yang sehat dan aman. Untuk membuat kegiatan lebih menarik, para peserta juga memperoleh berbagai materi pendukung seperti poster, kartu-kartu, leaflet dan dinamika kelompok.
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan mereka mampu untuk :
1.     Menggerakkan dan membimbing teman dalam melaksanakan pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi, pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan dan penyuluhan kesehatan.
2.     Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah, antara lain distribusi obat cacing, vitamin, dll, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P).
3.     Memperoleh pembekalan materi pelatihan, misalnya pengenalan tanda-tanda penyakit, kesehatan lingkungan, dll.
4.     Pengamatan kebersihan ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah, tempat suci, WC, kamar mandi, persediaan air bersih, tempat sampah, saluran pembuangan, termasuk upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
5.     Pencatatan dan pelaporan, antara lain pencatatan dan pelaporan kegiatan dalam BUku Harian Dokter Kecil.
6.     Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/Kepala Sekolah/guru yang ditunjuk.
Manfaat yang diharapkan dari Program Dokter Kecil ini antara lain:
1.     Bagi Dokter Kecil:
a.     Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b.    Memiliki ketrampilan dalam upaya pelayanan kesehatan sederhana.
c.     Bertindak sebagai teladan, penggerak dan pendorong hidup sehat bagi kawan-kawannya.
d.    Memiliki rasa kepedulian social
2.     Bagi Peserta Didik Lainnya:
a.     Ikut tergerak dan terbiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.
3.     Bagi Guru:
a.     Meningkatkan kerjasama antara guru dengan orang tua murid dan petugas kesehatan dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah.
4.     Bagi Orang Tua Peserta Didik:
a.     Meningkatkan kesadaran orang tua dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya serta mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan peningkatan kesehatan anak sekolah.
5.     Bagi Masyarakat dan Lingkungannya:
a.     Masyarakat tergerak untuk hidup bersih dan sehat yang diharapkan akan berdampak pada meningkatnya kualitas lingkungan hidup sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Sumber
Direktorat Bina Kesehatan Anak, Depkes RI 2008
Pedoman Pelatihan Dokter Kecil, Direktorat Pendidikan Dasar, 2015
Dr. Awi Muliadi Wijaya, Info Kesehatan, 2015


Rabu, 17 Desember 2014

INISIASI TES HIV


Konseling dan tes HIV atas prakarsa petugas atau provider-initiated testing and counseling (PITC) bukan menggantikan voluntary counseling and testing (VTC).  Disamping menawarkan tes sukarela, program yang komprehensif ditawarkan dalam PITC/PITC, dukungan pencegahan yang berkesinambungan, dan rujukan ke berbagai program lainnya. Dengan demikian dapat mendorong pasien untuk mengambil pilihan yang lebih sehat. Idealnya, pasien yang ternyata seropositif akan dirujuk untuk menjalani pengobatan dan perawatan

Dua Kategori PITC (WHO)
        1. Tes diagnostik:
Tes diagnostik adalah bagian dari proses klinis untuk menentukan diagnosis pasien, dan mengacu pada kondisi medis dari pasien (misalnya TB) atau gejala klinis (misalnya IO atau pengurangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya) yang mengidikasikan secara kuat HIV sebagai penyakit yang mendasarinya.
        2. Penawaran rutin:
Penawaran rutin untuk tes dan konseling artinya menawarkan tes HIV kepada semua pasien dewasa yang berobat ke sarana kesehatan tanpa memandang alas an berobatnya

Syarat Menerapkan PITC
  •       tersedianya layanan konseling pasca-tes bagi semua pasien yang menjalani tes HIV
  •       Tersedianya rujukan ke layanan perawatan medis dan dukungan psikososial bagi pasien dengan HIV (+).
  •       diterapkannya model option-out, (contoh:”saya sarankan anda untuk menjalani tes HIV. Bila anda tidak keberatan maka saya akan laksanakan”) harus dipastikan bahwa persetujuan yang diberikan benar-benar sukarela, maka harus selalu mendapatkan informed consent sebelum melakukan tes HIV dan tes HIV mandatori tidak dibenarkan. Harus dijelaskan pula bahwa pasien berhak untuk menolak tes HIV tanpa mempengaruhi kualitas layanan atau perawatan yang tidak terkait dengan diagnosis HIVnya

PITC Rutin
Ketika menerapkan model penawaran tes HIV secara rutin, maka konseling pra-tes (VCT)disederhanakan tanpa sesi edukasi dan konseling yang lengkap. Informasi yang diberikan sekedar untuk meyakinkan bahwa persetujuan pasien didasarkan atas pemahaman yang memadai.  Namun harus diantisipasi perlunya konseling tambahan yang lebih mendalam bagi pasien tertentu, melalui rujukan kepada konselor khusus. Sesuai dengan kondisi  setempat, informasi prates dapat diberikan secara individual atau kelompok. Persetujuan untuk menjalani tes HIV (informed consent) harus selalu diberikan secara individual, pribadi dengan kesaksian petugas kesehatan.

Tes Diagnostik
Tes diagnostik sebagai bagian dari proses klinis dalam menentukan diagnosis pasien. Bila ada gejala yang sesuai dengan infeksi HIV, jelaskan bahwa akan dilakukan pemeriksaan HIV dalam rangka menegakkan diagnosis. Tes diagnostik HIV sebaiknya ditawarkan  kepada semua pasien dengan kondisi gejala klinis terkait “Pertimbangkan Penyakit Terkait – HIV
Contoh : “Kami akan mencari penyebab penyakit Anda. Untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit Anda, kami perlu melakukan pemeriksaan infeksi tifoid, TB dan HIV, kecuali bila Anda keberatan

Tanda Klinis Kemungkinan Infeksi HIV
  1.       Infeksi berulang dari semua organ
  2.       Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
  3.       Kelainan kulit seperti prurigo, seboroik berulang
  4.       Limfadenopati (PGL) – pembengkakan KGB di leher dan ketiak yang tidak terasa sakit
  5.       Lesi kaposi (benjolan pada kulit atau langit-langit mulut berwarna gelap atau keunguan yang tidak       terasa sakit)
  6.       Infeksi bakteri yang berat– pneumonia
  7.       Tuberkulosis – paru atau ekstra paru berulang
  8.       Kandidosis oral hairy leukoplakia pada mulut
  9.       Ulkus di mulut atau gusi berulang
  10.       Kandidosis esofagoes
  11.       Kehilangan berat badan lebih dari 10% tanpa penyebab yang jelas lainnya
  12.       Mengalami keadaan di bawah ini selama lebih dari 1 bulan
  13.       Indikasi lain yang mengesankan kemungkinan infeksi:
  •       Infeksi menular secara seksual (IMS)
  •       Pasangan atau anak:
          a. diketahui positif HIV
          b. mengidap HIV atau penyakit yang terkait dengan HIV
  •      Kematian pasangan muda yang tidak jelas penyebabnya
  •      Pengguna NAPZA suntikan
  •      Pekerjaan yang berrisiko tinggi
  •      Aktif secara seksual dan mempunyai banyak mitra seksual dan tinggal di daerah prevalensi tinggi
TES HIV PELAYANAN RUTIN
Yang dimaksudkan dengan menawarkan tes HIV dan konseling secara rutin adalah menawarkan tes HIV kepada seorang pasien yang datang ke klinik tidak dengan alasan kunjungan yang berkaitan dengan HIV. Penawaran tes HIV secara rutin dan konseling berarti menawarkan tes HIV kepada semua pasien pengunjung layanan medis yang masih aktif secara seksual tanpa memandang keluhan utamanya.
Contoh : “Salah satu kebijakan di layanan kami adalah menawarkan ke setiap pasien untuk mendapatkan kesempatan menjalani pemeriksaan HIV agar kami dapat segera memberikan perawatan dan pengobatan selagi Anda di sini dan merujuk untuk tindak lanjut setelah Anda pulang, kecuali bila Anda keberatan. Kami akan memberikan konseling dan menyampaikan hasilnya

Rabu, 03 Desember 2014

INFORMASI DASAR HIV

Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus; HIV ) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik. Ini menyebabkan penurunan pada angka CD4 Sel T.
Bila sistem kekebalan tubuh kita sudah rusak atau lemah,maka kita akan terserang oleh berbagai penyakit yang ada di sekitar kita seperti TBC,diare,sakit kulit,dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS,yaitu :
A =Acquired (didapat)
I =Immune (kekebalan tubuh)
D =De .ciency (kekurangan)
S =Syndrome (gejala)

Perjalanan HIV / AIDS


Masa inkubasi atau masa laten, sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing orang rata-rata 5-10 tahun, selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel-sel T-4 semakin menurun. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi sistem kekebalan tubuh. Pada waktu sistem kekebalan sudah dalam keadaan parah ODHA akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.
Secara singkat, perjalanan HIV/AIDS dapat dibagi 4 stadium, yaitu :
1.  Stadium pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut dari negatif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi positif disebut window periode. Lama window periode ini antara 1-3 bulan, bahkan ada yang berlangsung sampai 6 bulan.
2.  Stadium kedua : Asimptomatik (tanpa gejala)
Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdpat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata 5-10 tahun. Cairan tubuh ODHA yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3.  Stadium ketiga : pembesaran kelenjar Limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (persistent generalized lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan.
4.  Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini disertai barmacam – macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit saraf dan penyakit infeksi sekunder (Pusdiknakes, 1997 : 42).

Gejala Klinis pada Stadium AIDS


Siapa yang bisa tertular HIV:

Sipapun bisa tertular HIV, jika perilakunya beresiko. Orang dengan HIV positif seing terlihat sehat dan merasa sehat. Jika belum melakukan tes HIV, orang dengan HIV positif tidak tahu bahwa dirinya sudah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kepastian tertular HIV atau tidak.


Penularan itu bisa terjadi melalui:
  • Hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS,berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung (kondom)
  • Kontak darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV
  • Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV
  • Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya

HIV tidak menular melalui:
  • gigitan nyamuk
  • orang bersalaman
  • berciuman
  • orang berpelukan
  • makan bersama
  • tinggal serumah

Kapan Tes HIV dilakukan?
  1. Curiga tertular HIV
  2. Ada gejala AIDS
  3. Sebelum dan sesudah tes HIV perlu  konseling (pemberian informasi yang lengkap) à VCT (Voluntary conceling test)
  4. Diperlukan Informed Consent (persetujuan tertulis dari YBS)
Semua petugas kesehatan harus menganjurkan tes HIV:

  • Ibu hamil
  • Pasien TB
  • Menunjukkan gejala dan tanda klinis diduga terinfeksi HIV
  • Kelompok berisiko (penasun, PSK-pekerja seks komersial, LSL – lelaki seks dengan lelaki)
  • Pasien IMS (Infeksi Menular Seksual) dan seluruh pasangan seksualnya

Definisi Voluntary Counseling Test (VCT):
Proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan.

Senin, 01 Desember 2014

HARI AIDS SEDUNIA


Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.
Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.

Kamis, 20 November 2014

SEHAT ITU (TIDAK) MAHAL part 3

by dr. Endah Laksmi

Dua tulisan terdahulu membahas seputar pola makan sehat.Lalu bagaimana dengan pola istirahat yang baik?
  • Tidur lebih awal, bangun lebih awal
Telah dilakukan penelitian mengenai kebiasaan tidur dan didapatkan hasil yang signifikan.  Orang-orang  yang terbiasa tidur lebih awal dan bangun lebih awal, secara statistic lebih panjang umurnya dibanding  orang yang  suka begadang dan bangun kesiangan. (lihat juga pembahasan mengenai jarak makan dengan tidur di edisi kemarin)
  • Waktu tidur siang
Tidur siang diperlukan untuk menjaga tingkat kecukupan energy  dan memulihkan stamina. Waktu tidur siang yang optimal adalah antara 30-40 menit.
  • Jeda aktivitas
Jeda aktivitas hamper sama fungsinya dengan tidur siang. Lakukan jeda aktivitas selama 5 – 10 menit setiap kali telah bekerja selama 90 – 120 menit. Ini berguna untuk memulihkan stamina, menjaga tingkat kecukupan energy dan memulihkan focus/ konsentrasi.
Intinya, bilas udah terasa lelah atau bekerja cukup lama, beristirahatlah sejenak. Kalau kita memaksakan diri untuk terus bekerja meskipun dengan alas an ‘nanggung, sebentar lagi selesai’, maka hasil pekerjaan kita tidak akan sebaik ketika kita melakukan jeda.
Lakukan jeda secara utuh. Tidak hanya secara fisik berhenti dari pekerjaan, hati dan fikiran juga harus dialihkan sejenak dari pekerjaan.
  • Latihan Fisik / Olahraga
Banyak orang memilih cara instan untuk menjadi  fit atau kuat. Biasanya yang menjadi pilihan adalah minum kopi  atau minuman berenergi. Dengan kopi  atau minuman berenergi, tubuh akan terasa segar kembali dan siap bekerja lebih lama. Padahal  yang sesungguhnya terjadi adalah tubuh kita sedang ‘ditipu’. Kelelahan fisik masih ada tetapi tubuh dibuat tidak merasakannya. Yang kemudian terjadi dalam jangka panjang adalah gangguan pada organ tubuh tertentu. Saat ini banyak pasien hemodialisa (cuci darah) adalah orang-orang  yang sering mengkonsumsi minuman berenergi.
Cara sehat untuk meningkatkan kapasitas fisik adalah olahraga. Olahraga membuat seluruh otot termasuk otot jantung, menjadi lebih terlatih dan lebih kuat. Dengan demikian, tubuh tidak mudah merasa lelah.

Manfaat lain dari olahraga adalah diproduksinya  endorphin, suatu zat yang membuat tubuh merasa nyaman.  Orang  yang rutin olahraga kemudian menghentikannya, pasti akan merasakan badannya tidak nyaman dan mudah pegal.  Selain itu, olahraga akan meningkatkan ambang batas rasa sakit. Jadi orang yang rajin olahraga lebih jarang mengeluh sakit dibanding yang tidak pernah olahraga.Ditambah lagi dengan lancarnya peredaran darah setelah olahraga. Ini akan membuat metabolism  tubuh berjalan lebih efektif dan efisien serta proses  detoksifikasi berjalan optimal.

Dengan banyaknya manfaat dari olahraga, bagaimana mungkin kita mengabaikannya? Lakukan minimal seminggu 3 x, masing-masing setengah jam. Pilihan jenis olahraga disesuaikan dengan usia, jenis kelamin dan beberapa kondisi  yang ada pada kita. Konsultasikan pada dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang  tepat untuk kita

SEHAT ITU (TIDAK) MAHAL part 2

 by dr. Endah Laksmi

Pola makan dan minum yang sudah saya jelaskan pada edisi yang lalu, bila kita terapkan dengan baik, insyaa Allah akan membuat tubuh kita lebih nyaman karena efisiensi kerja pencernaan dan berkurangnya zat sisa yang dapat membebani tubuh. Namun demikian ada beberapa hal lain yang juga perlu kita perhatikan, sebelum kita membahas pola hidup sehat selain pola makan.
  • Kudapan / Snack
Makan setelah terasa lapar bukan berarti kita tidak boleh makan snak. Dalam beberapa kondisi, snak diperlukan untuk menjaga tingkat kecukupan energy. Jadi, aturlah waktu dan jumlah snack yang dimakan. Bila tidak diatur dengan baik, bisa jadi justru mengganggu. Misalnya, anak yang dibiarkan makan snack atau permen menjelang waktu makan, akan berkurang nafsu makannya sehingga porsi makannya tidak dapat dihabiskan.
  • Jangan abaikan rasa haus
Haus artinya tubuh sudah membutuhkan cairan yang diperlukan dalam metabolisme tubuh. Kalau tidak ingin metabolism tidak efisien, minumlah dalam jumlah cukup. Tidak harus 2 liter atau 8 gelas. Karena kebutuhan minum tiap orang berbeda. Orang yang bekerja di lapangan, atau di ruang ber-AC, berbeda kebutuhan cairannya dengan orang yang berada dalam suhu kamar. Aktivitas fisik yang berat juga membutuhkan cairan lebih banyak dibanding istirahat.
Intake cairan dinilai cukup bila urin bening tanpa warna, suhu tubuh
normal dan tidak terasa haus. Urin masih berwarna kuning menandakan intake cairan masih kurang. Kecuali urin pagi (bangun tidur) yang memang mengandung banyak zat buangan.
Intake cairan tidak hanya didapatkan dari minuman, melainkan juga dari buah, sayur dan makanan lain yang mengandung banyak air.
  • Haruskah makan banyak waktu sakit?
Makan yang banyak ya, biar cepet sembuh. Familiar dengan kalimat itu? Padahal pada waktukita betul-betul sakit, tentu tidak doyan makan bukan? Meskipun ditawari makanan kesukaan, tetap saja orang sakit tidak semangat makannya.
Pada waktu sakit, peredaran darah yang tadinya banyak di saluran pencernaan, dialihkan ke bagian yang sakit untuk melakukan proses penyembuhan, sehingga orang sakit menjadi tidak doyan makan. Kalau dipaksa makan, maka peredaran darah di tempat sakit dikurangi lagi dan dialihkan ke saluran pencernaan. Menghambat proses penyembuhan ya? Jadi jangan cemas ketika anak kita sakit kemudian nggak mau makan. Yang penting, mau minum dalam jumlah yang cukup. Nanti kalau sudah mulai sembuh, akan doyan makan lagi.
  • Puasa
Dulu nenek saya mengajarkan bahwa salah satu manfaat puasa adalah mengistirahatkan alat pencernaan kita yang sepanjang tahun bekerja keras. Betul juga, dan karena alat pencernaan beristirahat, maka peredaran darah lebih banyak diarahkan ke tempat yang sakit atau yang memerlukan pembaharuan.
Selain itu, kalau kita berpuasa dengan cara yang benar sesuai sunnah Rasul, puasa juga memiliki efek detoksifikasi (pembuangan racun/zat sisa). Perhatikan saja, mulai pekan kedua Ramadhan, tubuh terasa lebih segar dan ‘ringan’. Itulah mengapa orang yang rajin berpuasa, wajahnya terlihat lebih bersih dibanding yang tidak rajin puasa.
Belum lagi dipadukan dengan efek ketenangan jiwa yang dihasilkan dengan puasa. Betul-betul menyehatkan. Dengan catatan, puasanya betul-betul sebagaimana dicontohkan Rasulullah
  • Menjaga jarak antara makan dan tidur
Waktu tidur seharusnya seluruh bagian dari tubuh  kita beristirahat. Kalau sebelum tidur kita makan atau minum dalam jumlah banyak, maka badan kita beristirahat tetapi organ pencernaan dan ginjal kita masih bekerja. Hasilnya, kita bangun tidur dalam keadaan tidak cukup segar. Jarak antara makan dengan tidur kira-kira 2 jam, untuk memberi kesempatan saluran pencernaan mengolah makanan.
Lalu bagaimana kalau terasa lapar atau haus menjelang tidur? Ada dua pilihan, pertama mundurkan waktu tidur. Kalau tidak bisa, maka pilihlah buah atau sayur, karena lebih cepat mengenyangkan dan lebih mudah dicerna, sehingga tidak membebani tubuh.
Ada yang menanyakan kepada saya, bagaimana dengan bayi yang masih memerlukan ASI waktu tidurnya. Tidak mengapa karena ASI sangat mudah dicerna dan seluruhnya diserap tubuh, makanya bayi terutama yang masih ASI eksklusif kadang-kadang BABnya tidak tiap hari.

SEHAT ITU (TIDAK) MAHAL

by dr. Endah Laksmi

Sehat itu mahal. Kebanyakan orng akan mengatakan seperti itru setelah merasakan harus mengeluarkan banyak biaya untuk sembuh dari sakit. Bagi saya, tidak demikian.Sehat itu tidak mahal, sebab ketika sehat, segala sesuatu akan lebih mudah terasa nikmat. Tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk merasakan nikmat dan nyaman. Makan seadanya misalnya, tetap terasa nikmat. Tapi ketika kita sakit, bioaya lebih banyak kita keluarkan untuk bisa merasakan sedikit nyaman (di luar biaya pengobatan). Jadi, mana yang lebih mahal, sehat atau sakit?

Sehat itu tidak mahal, asal kita tahu caranya. Sebagian besar penyakit itu disebabkan oleh perilaku kita sendiri. Dulu ketika penyakit-penyakit menular lebih banyak kasusnya dari pada penyakit tidak menular, itu karena kita kurang baik dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sekarang ketika penyakit-penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit jantung coroner mulai mengambil alih dominasi penyakit menular, itu karena kit kurang baik dlaam mengatur pola makan, aktivitas dan  pengendalian stress serta kurang berolah raga.

Tulisan ini akan membantu kita untuk lebih mengerti bagaimana perilaku yang lebih sehat untuk hidup kita. Selanjutnya, silakan buktikan bahwa sehati itu tidak mahal.

POLA MAKAN

Sebagian gangguan pencernaan sebenarnya cukup diatasi dengan memperbaiki pola dan cara dan pola makan. Tidak perlu obat. 

•  Makanlah setelah terasa lapar
Rasa lapar adalah signal/alarm dari otak bahwa tubuh kita sudah memerlukan energy dan alat pencernaan kita sudah siap untuk mencerna makanan. Makan setelah terasa lapar membuat proses pencernaan berjalan efisien. Maksudnya, lebih sedikit membutuhkan energi untuk mengolah makanan dan lebih sedikit zat sisa yang dihasilkan. Ini akan membuat tubuh kita lebih nyaman, dibanding orang yang terbiasa makan dengan memperturutkan keinginan. Belum lapar, tapi ingin.

Makan sebelum terasa lapar membuat tubuh kita mengeluarkan lebih banyak energy untuk mengolah makanan  dan menghasilkan lebih banyak zat sisa, serta alat pencernaan yang ‘kelelahan’.

Lagipula, selain nyunnah, saya sering mendengar teman-teman saya mengatakan, tidak ada lauk yang lebih enak dari rasa lapar. Betul juga ya?
•  Berhentilah makan sebelum kenyang
Kenyang atau malah kekenyangan membuat alat pencernaan bekerja lebih keras sehingga membutuhkan lebih banyak energy dan menghasilkan lebih banyak zat sisa
•  Makan sambil minum banyak?
Pada waktu kita mengunyah, makanan di mulut kita dicampur dengan air ludah yang mengandung banyak enzyme yang akan membantu  dan memudahkan proses pencernaan. Air minum dalam jumlah banyak dapat menghilangkan efek dari enzyme ini. Karena itu ketika merasa harus minum di sela makan, upayakan sambil menggerakkan mulut seperti mengunya atau berkumur agar air minum tercampur enzyme, sehingga tidak melarutkan mengganggu proses pencernaan. Jadi, pencernaan tidak perlu bekerja terlalu berat.

Jumlah air minum yang dapat diminum di sela makan juga tidak terlalu banyak, kurang lebih seperempat atau sepertiga gelas.

Lalu kapan minum dalam jumlah banyak? Kira-kira selang 2 jam dari makan besar.
•  Mengunyah pelan-pelan
Makan terburu-buru membuat makanan tidak cukup halus, tidak cukup tercampur enzyme, dan lebih banyak gas yang masuk ke saluran cerna. Akibatnya pencernaan bejkerja lebih berat, terasa sebah, dan kembung. Banyak orang mengira kena gastritis. Padahal Cuma karena makan terburu-buru. Begitu diperbaiki cara makannya, hilang gangguannya.
•  Makan dengan rasa bersalah?
Sering dijumpai orang makan dengan rasa bersalah, khawatir naik kolesterolnya, takut gemuk, takut kembung, dll. Makan dengan rasa bersalah membuat pencernaan berjalan tidak cukup baik. Jadi, yakini sepanjang kita makan secukupnya dan tidak berlebihan, it’s okay. Husnudzan saja.

Tentu saja ukuran berlebihan atau tidaknya antara orang normal dan orang yang sudah punya penyakit tertentu, berbeda. Untuk yang sudah punya penyakit tertentu, konsultasikan dengan ahli gizi anda.
•  Menilai kecukupan minum
Rasa haus merupakan signal/alarm dari otak bahwa tubuh kita memerlukan cairan. So, jangan abaikan rasa haus. Kapan minum kita cukup? Mudahnya, lihat warna air kencing. Dikatakan minum kita sudah cukup ketika air kencing jernih, bening, tidak ada warnanya. Kemudian suhu badan kita. Kemudian rasa haus kita. Mudahkan?
•  Empat sehat lima sempurna vs gizi seimbang
Dulu kita merasa sedih kalau anak-anak tidak doyan susu. Khawatir kalau nggak minum susu, anak-anak tidak cerdas atau tidak bisa tinggi (hmmm..gara-gara iklan). Sebetulnya tidak perlu begitu. Karena zat-zat yang ada pada susu, bisa digantikan oleh zat-zat yang sama dari makanan lain. Misalnya protein, tidak harus susu kan, ada telur, daging, bahkan tempe. Kalsium, ada daging, ikan laut, brokoli, dll.