Rabu, 18 November 2015

Kerangka Acuan Pelatihan Dokter Kecil

Kerangka Acuan Pelatihan Dokter Kecil UPTD Puskesmas Boyolali 1.
Oleh: Sawitri Nur Handayani, SGz
Nutrisionis di UPTD Puskesmas Boyolali I

Beberapa dekade mendatang generasi emas Indonesia diharapkan dapat dibangun melalui pendidikan ahklak dan kesadaran generasi anak saat ini terhadap masalah gizi dan kesehatan. Sasaran pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada kelompok/populasi umur tertentu sangat menentukan keberhasilan suatu program kesehatan. Oleh karena itu target pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi anak usia sekolah adalah suatu ide yang cemerlang (dr. Awi Muliadi, 2015).
Beberapa hal yang melatar belakangi program ini antara lain, populasi anak usia sekolah yang mencapai 30% dari jumlah penduduk (Depkes, 2008), kegiatan lintas sektoral terlaksana dengan lancar karena terorganisir dengan baik di institusi-institusi sekolah, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang diberikan sejak dini jauh lebih baik daripada diberikan pada usia yang sudah agak ‘terlambat’, masalah kesehatan yang dialami anak usia sekolah ternyata sangat kompleks dan bervariasi, anak usia sekolah merupakan generasi penerus yang potensial dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat berharga bagi negara, serta banyak kegiatan dapat diintegrasikan dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (dr. Awi Muliadi, 2015).
 Peran anak untuk mewujudkan hal tersebut dapat disalurkan melalui program dokter kecil. Dokter kecil atau biasa disingkat Dokcil adalah peserta didik (siswa sekolah) yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Tujuan diadakannya program dokter kecil ini adalah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sehingga siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, rumah dan lingkungannya serta dapat menolong dirinya sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
 Pelatihan Dokter Kecil merupakan bagian dari program UKS yang dilakukan bekerja sama dengan SD/MI di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boyolali I. Program ini bertujuan memberikan pendidikan tentang gizi, kesehatan dan kebersihan diri bagi para siswa SD dan guru sekolah. Hal ini sejalan dengan misi UPTD Puskesmas Boyolali I untuk turut mewujudkan lingkungan sehat dan perilaku sehat dalam upaya pencegahan penyakit sesuai dengan tujuan kesehatan.
 Materi pelatihan yang diberikan berisi pengetahuan 10 Tanda Umum Anak Bergizi Baik, pengetahuan mengenai gizi, sumber energi, zat pengatur dan zat pembangun, pengukuran status gizi serta praktik pengukuran antropometri hingga kiat-kiat bagaimana memilih jajanan yang sehat dan aman. Untuk membuat kegiatan lebih menarik, para peserta juga memperoleh berbagai materi pendukung seperti poster, kartu-kartu, leaflet dan dinamika kelompok.
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan mereka mampu untuk :
1.     Menggerakkan dan membimbing teman dalam melaksanakan pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi, pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan dan penyuluhan kesehatan.
2.     Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah, antara lain distribusi obat cacing, vitamin, dll, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P).
3.     Memperoleh pembekalan materi pelatihan, misalnya pengenalan tanda-tanda penyakit, kesehatan lingkungan, dll.
4.     Pengamatan kebersihan ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah, tempat suci, WC, kamar mandi, persediaan air bersih, tempat sampah, saluran pembuangan, termasuk upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
5.     Pencatatan dan pelaporan, antara lain pencatatan dan pelaporan kegiatan dalam BUku Harian Dokter Kecil.
6.     Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/Kepala Sekolah/guru yang ditunjuk.
Manfaat yang diharapkan dari Program Dokter Kecil ini antara lain:
1.     Bagi Dokter Kecil:
a.     Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b.    Memiliki ketrampilan dalam upaya pelayanan kesehatan sederhana.
c.     Bertindak sebagai teladan, penggerak dan pendorong hidup sehat bagi kawan-kawannya.
d.    Memiliki rasa kepedulian social
2.     Bagi Peserta Didik Lainnya:
a.     Ikut tergerak dan terbiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.
3.     Bagi Guru:
a.     Meningkatkan kerjasama antara guru dengan orang tua murid dan petugas kesehatan dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah.
4.     Bagi Orang Tua Peserta Didik:
a.     Meningkatkan kesadaran orang tua dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya serta mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan peningkatan kesehatan anak sekolah.
5.     Bagi Masyarakat dan Lingkungannya:
a.     Masyarakat tergerak untuk hidup bersih dan sehat yang diharapkan akan berdampak pada meningkatnya kualitas lingkungan hidup sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Sumber
Direktorat Bina Kesehatan Anak, Depkes RI 2008
Pedoman Pelatihan Dokter Kecil, Direktorat Pendidikan Dasar, 2015
Dr. Awi Muliadi Wijaya, Info Kesehatan, 2015


Kamis, 12 November 2015

PENYULUHAN IMS (Infeksi Menular Seksual) ,HIV AIDS DI SMP DAN SMA

PENYULUHAN IMS (Infeksi Menular Seksual) ,HIV AIDS DI SMP DAN SMA
Penyuluhan IMS (Infeksi Menular Seksual) HIV AIDS dilaksanakan di SMP dan SMA dalam wilayah Kerja Puskesmas Boyolali 1.
Peserta adalah pelajar SMP dan SMA setemapat.





GERAKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH, GULA DARAH DAN OBESITAS PROGRAM DARI PTM (Penyakit Tidak Menular)

GERAKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH, GULA DARAH DAN OBESITAS PROGRAM DARI PTM (Penyakit Tidak Menular).
Pada tgl 5 November serentak dilaksanakan di 3 desa yaitu Siswodipuran, Banaran, Karanggeneng dengan jumlah sasaran 100 Orang,
hasil dari pemeriksaan ini dilaporankan secara online.